“PENGARUH SINETRON PADA REMAJA “
OLEH
:
DIAN
PUSPITASARI K
1171040103
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS
PSIKOLOGI
2012
BAB I
PENDAHULUAN.
PENDAHULUAN.
Latar Belakang
Sinetron adalah
singkatan dari sinema elektronik menurut Kamus bahasa Indonesia
karangan Inda Putri Manroe. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia , remaja berarti ;mulai dewasa ; sudah sampai umur untuk kawin . Di
masa inilah para anak-anak remaja banyak mengalami krisi identitas dan akhirnya
mengarah pada kenakalan remaja . Remaja berasal
dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh
Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Definisi remaja yang
dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock
tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah
masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia
antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik
itu pematangan fisik, maupun psikologis. Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat
bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun,
masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun
(Deswita, 2006: 192).
perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia.namun saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketrgantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain, menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.akan tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul.namun tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahu pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkuan yang ada di sekitar individuhal – hal yang dapat mencengah perilaku negative dari remaja akibat pengaruh sinetron yakni Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya. Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia.namun saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketrgantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain, menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.akan tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul.namun tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahu pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkuan yang ada di sekitar individuhal – hal yang dapat mencengah perilaku negative dari remaja akibat pengaruh sinetron yakni Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya. Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
B. Rumusan Masalah
-
Mengapa sinetron-sinetron sekarang kurang menerapkan
norma-norma?
-
Dampak apasajakah yang dapat terjadi akibat
tontonan yang kurang mendidik?
-
Hal apa yang saja perlu dilakukan untuk
mengurangi pengaruh sinetron pada perilaku remaja?
C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan sinetron, terutama sinetron yang menampilkan ABG sebagai peran utamanya. Selain itu, juga untuk mengetahui dampak-dampaknya bagi remaja yang terlalu banyak menonton sinetron yang kurang mendidik. Dan mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam mengawasi tontonan putra-putrinya. (Biasanya tujuan penelitian itu jawaban dari rumusan masalah. Contohnya untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi pengaruh sinetron pada perilaku remaja)D. Manfaat Penelitian- orng tua dapat mengontrol tontonan anaknya.- orang tua dapat memilihkan tontonan yang baik bagi putra-putrinya.- remaja Terhindar dari hal-hal buruk yang berasal dari sinetron.- Guru di sekolah lebih mudah mendidik murid jika objek penelitian mampu mengontrol tontonannya. (kalau bisa dibedakan tujuannya, dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, Kalau manfaat praktis ditinjau dari segi pemerintah, masyarakat, dan penulis)BAB IITINJAUAN PUSTAKAPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sinetron terhadap prestasi belajar remaja. Sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik hal tersebut menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe yang maksudnya kumpulan kisah dalam kehidupan sehari-hari baik itu fiktif atau nonfiktif yang disajikan dalam media elektronik. Prestasi menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe adalah hasil yang dicapai melebihi ketentuan. Artinya, sesuatu yang sudah dipatok standartnya akan memperoleh suatu keberhasilan bila hal tersebut melebihi patokan yang sudah ditetapkan Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192).
Pada masa inilah orang tua sering dipusingkan dengan ulah anaknya karena ketergantungan remaja dengan teman-temannya yang kadang melebihi dengan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui bagaimana lingkup keseharian anak, salah satunya adalah mengawasi tontonan dan memberikan tontonan yang berdampak positif pada anak. Dan, hampir setiap stasiun televisi selalu menampilkan sinetron remaja sebagai program unggullannya.
Remaja suka meniru model pujaaannya dikarenakan Gejala - gejala yang dialami anak pada masa puber, yakni Kecenderungan untuk meniru. Anak yang mengalami puber tidak terlepas dari kecenderungan untuk meniru. Karena hal ini merupakan bagian pencarian jati dirinya. Biasanya hal-hal yang menjadi kesukaannya untuk ditiru adalah mode pakaian dan kebiasaan bintang film yang menjadi idolanya. Seringkali mereka meniru tanpa mempertimbangkan kondisi sosial dimana mereka tinggal, juga tanpa melihat kepribadiannya, sehingga kerap kali tingkah lakunya menyimpang dari tatanan masyarakat yang sudah ada. Remaja usia ini sudah memiliki penilaian sendiri, bahwa apabila tidak mengikuti tren baru, dia akan dianggap sebagai orang yang kolot dan ketinggalan zaman. Kalau ada unsur positif dalam tiru meniru, maka baik untuk perkembangan remaja. Tetapi meniru yang negatif itulah yang paling banyak disukai remaja, seperti mengenakan rok mini dan tembus pandang bagi anak perempuan, begitu juga dengan anak laki-laki mereka suka keluar malam dan berpesta minum-minuman keras. Biasanya peniruan ini dengan melihat idola remaja tersebut melalui tanyangan televisi khususnya sinetron. Peniruan berupa gaya bicara, pakaian hingga perilaku yan mencitrakan dalam sinetron itu.
C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan sinetron, terutama sinetron yang menampilkan ABG sebagai peran utamanya. Selain itu, juga untuk mengetahui dampak-dampaknya bagi remaja yang terlalu banyak menonton sinetron yang kurang mendidik. Dan mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam mengawasi tontonan putra-putrinya. (Biasanya tujuan penelitian itu jawaban dari rumusan masalah. Contohnya untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi pengaruh sinetron pada perilaku remaja)D. Manfaat Penelitian- orng tua dapat mengontrol tontonan anaknya.- orang tua dapat memilihkan tontonan yang baik bagi putra-putrinya.- remaja Terhindar dari hal-hal buruk yang berasal dari sinetron.- Guru di sekolah lebih mudah mendidik murid jika objek penelitian mampu mengontrol tontonannya. (kalau bisa dibedakan tujuannya, dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, Kalau manfaat praktis ditinjau dari segi pemerintah, masyarakat, dan penulis)BAB IITINJAUAN PUSTAKAPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sinetron terhadap prestasi belajar remaja. Sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik hal tersebut menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe yang maksudnya kumpulan kisah dalam kehidupan sehari-hari baik itu fiktif atau nonfiktif yang disajikan dalam media elektronik. Prestasi menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe adalah hasil yang dicapai melebihi ketentuan. Artinya, sesuatu yang sudah dipatok standartnya akan memperoleh suatu keberhasilan bila hal tersebut melebihi patokan yang sudah ditetapkan Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192).
Pada masa inilah orang tua sering dipusingkan dengan ulah anaknya karena ketergantungan remaja dengan teman-temannya yang kadang melebihi dengan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui bagaimana lingkup keseharian anak, salah satunya adalah mengawasi tontonan dan memberikan tontonan yang berdampak positif pada anak. Dan, hampir setiap stasiun televisi selalu menampilkan sinetron remaja sebagai program unggullannya.
Remaja suka meniru model pujaaannya dikarenakan Gejala - gejala yang dialami anak pada masa puber, yakni Kecenderungan untuk meniru. Anak yang mengalami puber tidak terlepas dari kecenderungan untuk meniru. Karena hal ini merupakan bagian pencarian jati dirinya. Biasanya hal-hal yang menjadi kesukaannya untuk ditiru adalah mode pakaian dan kebiasaan bintang film yang menjadi idolanya. Seringkali mereka meniru tanpa mempertimbangkan kondisi sosial dimana mereka tinggal, juga tanpa melihat kepribadiannya, sehingga kerap kali tingkah lakunya menyimpang dari tatanan masyarakat yang sudah ada. Remaja usia ini sudah memiliki penilaian sendiri, bahwa apabila tidak mengikuti tren baru, dia akan dianggap sebagai orang yang kolot dan ketinggalan zaman. Kalau ada unsur positif dalam tiru meniru, maka baik untuk perkembangan remaja. Tetapi meniru yang negatif itulah yang paling banyak disukai remaja, seperti mengenakan rok mini dan tembus pandang bagi anak perempuan, begitu juga dengan anak laki-laki mereka suka keluar malam dan berpesta minum-minuman keras. Biasanya peniruan ini dengan melihat idola remaja tersebut melalui tanyangan televisi khususnya sinetron. Peniruan berupa gaya bicara, pakaian hingga perilaku yan mencitrakan dalam sinetron itu.
A. Dampak Pada Sinetron Dampak Negatif
- Mengikuti gaya anak dalam sinetron, misalnya memakai accsessoris yang tidak pantas digunakan pada waktu sekolah.
- Kemudian daripada itu, sedikit-demi sedikit dapat merusak moralitas penerus bangsa.
B. Standar Kualitas SinetronStandar kualitas sinetron adalah ukuran yang ditentukan sebagai suatu pembakuan tontonan yang bermanfaat bagi penonton-penontonnya. Menurut Devi Virandani dan Ayu Indah, sinetron yang berkualitas itu :
- Ceritanya harus masuk akal dan di angkat dari kehidupan sehari-hari, kalau bisa kisahnya itu diangkat dari kisah nyata atau benar-benar pernah terjadi
- Waktu menyiarkan sinetron remaja tidak pada jam-jam belajar agar mereka dapat belajar dengan tenang
- Menerapkan norma-norma yang ada
- Memberikan nasihat-nasihat kepada setiap penontonnya
Kualitas yang baik tentunya akan berdampak positif pula. Para pakar telekomunikasi dan telematika menyatakan bahwa tontonan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang, apabila tidak bisa memilih tontonan yang baik dapat dimungkinkan kepribadian seseorang tersebut menjadi buruk. Remaja sangat mudah terpengaruh oleh situasi di sekitarnya, maka diperlukan pengawasan yang sangat baik dari pihak keluarga termasuk dalam memilih tontonan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Sasaran
penelitian ini adalah remaja , yaitu 12 – 15 tahun = remaja awal, 15 – 18 tahun
= remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = remaja akhir. Tahapan- tahapan
dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
A. Penelitian AwalBerupa deskripsi situasi, bahan berasal dari data-data dari beberapa media. Dari deskripsi ini, berbagai masalah dalam “ Pengaruh Sinetron Pada Remaja “ khususnya remaja cara memilih sinetron atau tontonan yang baik dan mendidik. Dalam hal ini, diperlukan berbagai macam tindakan, salah satunya kesadaran anak itu sendiri. Karena, kesadaran merupakan kunci utama dari suatu keberhasilan.
B. Penelitian AkhirDari penelitian ini, dapat diperoleh bahwa anak yang tidak terlalu sering menonton sinetron, belajarnya lebih rajin dan nilai-nilainya lebih baik daripada anak yang sering menonton sinetron. Setelah penelitian ini, diharapkan agar remaja bisa mengurangi kegiatan menonton sinetronnya dan dapat lebih fokus belajar dan melakukan kegiatan yang lebih positif daripada hanya menonton televisi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
Sesuai tujuan penelitian remaja yaitu 12 – 15 tahun = remaja awal, 15 – 18 tahun = remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = remaja akhir. dalam memilih tontonan yang baik diperoleh sebagai berikut:
Sinetron
remaja kebanyakan belum sesuai dengan norma-norma dan ceritanya kurang masuk
akal dan Sinetron remaja kadang ceritanya memang masuk akal tetapi belum sesuai
dengan norma-norma namun Sinetron remaja yang ceritanya masuk akal dan
sudah sesuai dengan norma-norma masih minim. Salah satu teori yang mengupas
efek media adalah Teori Jarum Hipodermik. Menurut teori ini, media memengaruhi
pemirsa dengan kekuatan yang luar biasa. Tayangan di televisi seakan menjadi
peluru atau jarum suntik yang ditembakan ke sasaran sehingga sasaran tidak
berkutik. Media kemudian menjadi satu- satunya kuasa dalam memengaruhi pikiran
dan memori khalayak tanpa ada respon aktif dari pemirsa.
B. Penafsiran Hasil Analisis Data
Penafsiran
analisis data dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian
ini. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan remaja
menentukan sinetron atau tontonan yang tepat untuknya.
Berdasarkan
analisis data dan criteria tersebut di atas, dapat diperoleh jawab secara
ringkas dari permasalahan- permasalahan yang ada dalam rumusan masalah:
Sinetron
sekarang kurang menerapkan norma-norma karena tergerus oleh perkembangan zaman
yang kemudian terjadi perubahan sosial-budaya. Dampak dari menonton sinetron
ada 2 macam yaitu positif dan negatif. Dampak yang positif terjadi apabila
orangtua dapat mengontrol anaknya dan anak tersebut memiliki kesadaran dalam
memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya. Sedangkan dampak yang
negatif terjadi apabila orangtua tidak dapat mengontrol anaknya dan anak
tersebut tidak memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik
untuk dirinya. Peranan orang tua tentunya sangat penting, orang tua harus bisa
memilihkan tayangan yang buruk dari sinetron. Sinetron yang baik untuk ditonton
adalah sinetron yang mendidik dan berkualitas.
BAB
V
PENUTUP
PENUTUP
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh beberapa kesimpulan:
a. Sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma karena tergerus oleh perkembangan zaman yang kemudian terjadi perubahan sosial-budaya
b. Anak
yang tidak terlalu sering menonton sinetron, belajarnya lebih rajin dan
nilai-nilainya lebih baik daripada anak yang sering menonton sinetron
c. Dampak dari
menonton sinetron ada 2 macam yaitu positif dan negatif. Dampak yang positif
terjadi apabila orangtua dapat mengontrol anaknya dan anak tersebut memiliki
kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya.
Sedangkan dampak yang negatif terjadi apabila orangtua tidak dapat mengontrol
anaknya dan anak tersebut tidak memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau
sinetron yang baik untuk dirinya
d. Peranan orang
tua tentunya sangat penting, orang tua harus bisa memilihkan tayangan yang
buruk dari sinetron
B. SaranUntuk
Orang Tua Agar lebih serius mengawasi putra-putrinya. Selain itu, harus bisa
memilihkan tontonan yang tepat dan membantu anaknya mengatur jam belajarnya.
Dan Untuk Remaja
Harus memiliki kesadaran pribadi untuk memilih tontonan yang bermanfaat. Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajarnya.
Harus memiliki kesadaran pribadi untuk memilih tontonan yang bermanfaat. Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajarnya.
Referensi :
- John W
Santrock, adolescence edisi keenam, 2003 penerbit erlangga.
- Sarlito W Sarwono, psikologi remaja , edisi revisi 15,2012, rajawali pers
- Sarlito W Sarwono, psikologi remaja , edisi revisi 15,2012, rajawali pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar