Senin, 21 Mei 2012

kenapa mereka (remaja) milih hidup di jalanan ?



Sebenarnya ini tugas dari psikologi remaja cin, tentang bagaimana kebahagian menurut remaja yang berada di jalanan.dari pada ngendap di flashdish mending ta’ taroh di blog, hehe. penulis memilih salah satu komunitas jalan di Makassar betempat di jalan arief rate ( taman segitiga gitu) markas dari Komunitas Penyanyi Jalanan disingkat KPJ dari hasil rekomendasi temen temen lainnya yang ngerti tentang komunitas beginian. Nah begini neh summary dari wawancara penulis. Cekidot. Maaf jga tulisannya acakadut,, hehe 

dari hasil wawancara beberapa remaja di komunitas penyanyi jalanan (KPJ) penulis menyimpulkan mereka berada pada komunitas ini karena merasa ada keterikatan emosi dan persamaan nasib antara sesama rekan - rekan di KPJ. Umumnya mereka mempunyai satu pokok permasalahan yakni hubungan yang renggang antar keluarga, mereka merasa di asingkan tidak di pedulikan dan kurang mendapat kasih sayang dari keluar mereka sendiri, akibatnya mereka yang notabenenya adalah remaja yang masih mencari identitas diri, mencari pelarian lain dengan membentuk ataupun bergabung pada komunitas yang mereka rasa memiliki kesamaan nasib, dapat mengerti dan memberikan apa yang hilang dan kurang dari lingkungan keluarga.
Menurut pengakuan beberapa rekan – rekan di KPJ, akibat kurangnya kepedulian dari keluarga mereka pernah melakukan kenakalan remaja yang cukup ekstrim misalnya nyimeng (obat – obatan), mabok, dan sejenisnya. Mereka melakukan hal itu semua karenakan mereka ingin lari dari kenyataan suasana rumah yang tidak nyaman, orang tua yang sering bertengkar di depan matanya, orang tua yang lebih memperdulikan saudara yang lain ketimbang dirinya, hingga masalah ekonomi keluarga yang membuat rekan – rekan di KPJ merasa tidak nyaman bersama keluarga dan berada di rumahnya sendiri.
Penulis sempat berbingcang -bincang seputar who am I ? namun sebagian besar dari mereka bila di Tanya tentang konsep diri atau bisakah dia mendeskripsikan dirinya, mereka menjawab sekena saya(menyebutkan nama) . ada pula yang diam dan Nampak matanya berkaca kaca. Dan bila situasinya seperti ini akhirnya penulis mengganti obrolan lain yang tidak menguras emosi dari narasumber.
Bila di Tanya apakah mereka bahagia di tempat mereka sekarang (KPJ) mereka satu suara menjawab “yah, saya senang disini. Di sini kami semua saudara” Ungkapnya. Mereka seperti menemukan keluarga baru dan rumah kedua di tempat ini. Mereka lebih merasa bahagia di tempat ini bersama rekan rekan sesame penyanyi jalanan. Disini mereka hanya meresakan senang dan tiada duka.
soal masa depan, mereka semua punya impian yakni menjadi orang yang sukses dan berhasil agar kelak mampu membahagiakan keluarga khususnya orang tua mereka. Karena bagaimanapun orang tua merekalah yang merawat mereka dari kecil hingga saat ini meskipun berbeda pola asuh yang mereka terima jika dibandingkan dengan remaja lainnya. Kedepannya mereka ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi,terselip doa dan harapan agar cita – cita mereka dapat terwujud.  (Dian puspitasari. Fakultas psikologi universitas negeri Makassar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar