Sebenarnya ini tugas dari psikologi remaja cin, tentang bagaimana kebahagian menurut remaja yang berada di jalanan.dari pada ngendap di flashdish mending ta’ taroh di blog, hehe. penulis memilih salah satu komunitas jalan di Makassar betempat di jalan arief rate ( taman segitiga gitu) markas dari Komunitas Penyanyi Jalanan disingkat KPJ dari hasil rekomendasi temen temen lainnya yang ngerti tentang komunitas beginian. Nah begini neh summary dari wawancara penulis. Cekidot. Maaf jga tulisannya acakadut,, hehe
dari hasil
wawancara beberapa remaja di komunitas penyanyi jalanan (KPJ) penulis
menyimpulkan mereka berada pada komunitas ini karena merasa ada keterikatan
emosi dan persamaan nasib antara sesama rekan - rekan di KPJ. Umumnya mereka
mempunyai satu pokok permasalahan yakni hubungan yang renggang antar
keluarga, mereka merasa di asingkan tidak di pedulikan dan kurang mendapat
kasih sayang dari keluar mereka sendiri, akibatnya mereka yang notabenenya
adalah remaja yang masih mencari identitas diri, mencari pelarian lain dengan
membentuk ataupun bergabung pada komunitas yang mereka rasa memiliki kesamaan
nasib, dapat mengerti dan memberikan apa yang hilang dan kurang dari lingkungan
keluarga.
Menurut
pengakuan beberapa rekan – rekan di KPJ, akibat kurangnya kepedulian dari
keluarga mereka pernah melakukan kenakalan remaja yang cukup ekstrim misalnya nyimeng (obat
– obatan), mabok, dan sejenisnya. Mereka melakukan hal itu semua karenakan
mereka ingin lari dari kenyataan suasana rumah yang tidak nyaman, orang tua
yang sering bertengkar di depan matanya, orang tua yang lebih memperdulikan
saudara yang lain ketimbang dirinya, hingga masalah ekonomi keluarga yang
membuat rekan – rekan di KPJ merasa tidak nyaman bersama keluarga dan berada di
rumahnya sendiri.
Penulis sempat
berbingcang -bincang seputar who am I ? namun sebagian besar dari
mereka bila di Tanya tentang konsep diri atau bisakah dia mendeskripsikan
dirinya, mereka menjawab sekena saya(menyebutkan nama) . ada pula yang diam dan
Nampak matanya berkaca kaca. Dan bila situasinya seperti ini akhirnya penulis
mengganti obrolan lain yang tidak menguras emosi dari narasumber.
Bila di Tanya
apakah mereka bahagia di tempat mereka sekarang (KPJ) mereka satu suara
menjawab “yah, saya senang disini. Di sini kami semua saudara” Ungkapnya.
Mereka seperti menemukan keluarga baru dan rumah kedua di tempat ini. Mereka
lebih merasa bahagia di tempat ini bersama rekan rekan sesame penyanyi jalanan.
Disini mereka hanya meresakan senang dan tiada duka.
soal masa depan,
mereka semua punya impian yakni menjadi orang yang sukses dan berhasil agar
kelak mampu membahagiakan keluarga khususnya orang tua mereka. Karena
bagaimanapun orang tua merekalah yang merawat mereka dari kecil hingga saat ini
meskipun berbeda pola asuh yang mereka terima jika dibandingkan dengan remaja
lainnya. Kedepannya mereka ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi lagi,terselip doa dan harapan agar cita – cita mereka dapat terwujud.
(Dian puspitasari. Fakultas psikologi universitas negeri Makassar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar