Jumat, 22 Maret 2013

intelegensi dari beberapa tokoh



 Teori Guilford
Teori Guilford (1959) dikenal dengan structure of intellect. Dalam model struktur ini, Guilford berusaha menyertakan kategorisasi perbedaan individual di berbagai faktor kemampuan mental dalam usahanya memahami dan menggambarkan proses-proses mental yang mendasari perbedaan individual tersebut. Model teori structure of intellect ini diilustrasikan dalam sebuah kubus yang berdimensi tiga, yang mewakili faktor intelektual dan saling berhubungan satu dengan yang lain yaitu isi, operasi dan prodak. Setiap dimensi dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu 4 bentuk pada dimensi isi, 5 bentuk pada dimensi operasi dan 6 bentuk pada dimensi prodak. Dari setiap dimensi akan berkombinasi dengan dimensi lainnya sehingga terbentuk  120 macam kemampuan mental yang berbeda pada setiap individu.

Kelebihan “Plus”:
  1. Kemampuan mental yang diungkapkan Guilford banyak mengarah pada kretivitas individu
  2. Setiap kemampuan mental pada individu memiliki keunikan tersendiri.
  3. Terdapat kategorisasi yang rinci dalam tiap faktor kemampuan mental pada setiap individu yang menggambarkan perbedaan individual
  4. Inteligensi terdiri dari banyak faktor bukan hanya faktor g dan faktor kelompok kemampuan spesifik saja tetapi inteligensi itu kompleks.
  5. Memiliki implikasi penting untuk mendapatkan pandangan baru terhadap konsep-konsep psikologi seperti proses belajar, pemecahan masalah dan kreativitas.
  6. Dapat digunakan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki individu dan memberi perhatian khusus pada kemampuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk membuat kurikulum disekolah. 
  7. Mampu memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri individu khususnya pada proses berfikir yang lebih bermacam-macam (kompleks)
Kekurangan “Minus”:
  1. Seratus duapuluh macam kemampuan tersebut, seperempatnya belum dibuktikan secara empiris dan masih dalam penelitian.
  2. Kemampuan mental yang terdiri dari seratus duapuluh macam tersebut, tidak cocok diterapkan pada anak-anak karena pemikiran pada anak-anak masih menggunakan pola berfikir konvergen, sehingga menyebabkan kebingungan pada anak-anak.
Philip E. Vernon
Definisi Inteligensi menurut Vernon terbagi atas tiga tipe, yaitu :
·         Inteligensi A , yaitu potensi dasar dari organisme, baik hewan atau manusia, untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Inteligensi tipe ini ditentukan oleh gen tetapi dimediasi terutama oleh kompleksitas dan plastisitas dari sistem saraf pusat.
·         Inteligensi B , yaitu tingkat kemampuan bahwa seseorang benar-benar menunjukkan perilaku-kepandaian, efisiensi dan kompleksitas persepsi, belajar, berpikir, dan pemecahan masalah.
·         Inteligensi C , yaitu nilai atau IQ yang diperoleh dari tes tertentu.
Teori Inteligensi yang dikemukakan oleh Vernon hampir mirip dengan teori Spearman, yakni :
Teori ini berpendapat bahwa inteligensi itu terbangun atas dua faktor, yaitu faktor general ability (“G”) dan special ability (“S”). Teori dua faktor Helpzinger merupakan variasi dan teori Spearman. Dia berpendapat bahwa tes yang tidak memenuhi syarat proporsionalitas tidak perlu dipandang sebagai pengganggu dan harus dibuang dari tes yang bersangkutan, sepanjang bagian-bagian tes lainnya dari tes tersebut memiliki faktor kebersamaan yang sama. 
kemiripannya yaitu Vernon membagi lagi faktor "G" ke dalam dua bagian yaitu :
1. Kelompok utama (major group factors)
yaitu masing-masingmya adalah faktor pendidikan verbal (verbal educational factors)
2. Faktor praktis (practical factors).

dari uraian di atas dapat disimpulkan teori Kepribadian menurut Phillip E Vernon :
 General Ability, terdiri dari :
1. Kelompok utama (major group factors) yang masing-masingmya adalah faktor pendidikan verbal (verbal educational factors). Kelompok ini dibagi lagi menjadi :
Faktor kelompok minor (minor-group factors) verbal.
Faktor kelompok minor (minor-group factors) numerical. 

2. Faktor praktis (practical factors). Faktor inipun terbagi lagi menjadi :
Kemampuan keruangan (spatial ability).
Kemampuan manual (manual ability).
Kemampuan mekanik (mechanical ability).
           
 Masing-masing bagian tersebut dibagi lagi menjadi faktor-faktor spesifik yang sangat besar jumlahnya dan mencakup lingkup yang sangat khusus. Mengenai faktor-faktor spesifik, Vernon mengemukakan model hierarki dalam menjelaskan teori intelegensinya. Vernon menempatkan satu faktor umum dipuncak hierarkinya. Dibawahnya kemudian terdapat faktor intelegensi yang utama (mayor), yaitu Verbal educational (v: ed) dan practical mechanical (k:m). Masing-masing kelompok mayor itu terbagi dalam beberapa faktor kelompok minor yang terpecah lagi menjadi bermacam-macam faktor spesifik pada tingkat hierarki yang paling rendah.

Mengenai faktor sfesifik sendiri, Vernon berpendapat bahwa sebenarnya faktor-faktor spesifik itu tidak banyak memiliki nilai praktis, dikarenakan kurang jelasnya relevasinya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu menuriut Vernon, lebih baik membicarakan faktor-faktor umum dikarenakan faktor itulah yang berkorelasi lebih konsisten dan substansial dengan maslah kehidupan sehari-hari.
Kelebihan “Plus”:
  1. Inteligensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, dan pengetahuan yang telah diperoleh
  2. Tersusun secara sistematis dengan model hierarki.
  3. Memberikan kategorisasi faktor. Terdapat satu faktor umum (g) di puncak hirarki. Dibawah faktor g terdapat kelompok mayor: kemampuan verbal educational (v:ed) dan practical mechanical (k:m). masing-masing kelompok mayor terbagi lagi dalam faktor-faktor kelompok minor dan terpecah lagi menjadi faktor spesifik di urutan paling akhir.
  4. Setiap faktor memiliki tingkatan yang berbeda dengan faktor yang lain, sehingga terinci secara jelas dalam setiap tingkatannya.
Kelemahan “Minus”:
  1. Hanya ada kemampuan umum sebagai konsep tunggal inteligensi.
  2. Definisi tiap faktor, mulai faktor umum hingga faktor spesifik tidak jelas.
  3. Lebih banyak membicarakan faktor umum, karena lebih banyak memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari.
  4. Faktor-faktor spesifik tidak banyak memiliki nilai praktis dalam kehidupan sehari-hari.


Jean Piaget
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif. Menurut Jean Piaget, Intelegensi dapat diartikan dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti; berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensiotesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan.
Pendapat Piaget mempertegas bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap situasi baru. Dalam arti sempit inteligensi sering kali diartikan sebagai inteligensi perasional, termasuk pula di dalamnya tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensorimotoris sampai dengan operasional formal.
Menurut dasar-dasar teori Piaget, perkembangan inteligensi yaitu :
1)  fungsi inteligensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis,
2)  bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya struktur inteligensi baru, sehingga 
     pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan kualitatif.

Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu;
1.     Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.
2.     Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.
3.     Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
4.    Akomodasi.Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
5.     Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
Perkembangan kognitif  adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis.
Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai
1.     Tahap sensorimotor: umur 0 – 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan
inderanya serta mempelajari permanensi obyek)
2.     Tahap pra-operasional: umur 2 – 7 tahun (Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan
symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif)
3.     Tahap operasional konkret:: umur 7 – 11/12 tahun (anak mulai berpikir secara logis tentang
kejadian-kejadian konkret)
4.     Tahap operasional formal: umur 11/12 ke atas. (Ciri pokok perkembangannya adalah
hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas ).





referensi :
·         Azwar, Syaifuddin. 2008. Psikologi Inteligensia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
·         Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
·         Hurlock, Elizabeth.B. (2000). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan. Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga
·         http://riza-n-k-fpsi11.web.unair.ac.id/artikel_detail-43738-Umum PlusMinus%20Teori%20Intelegensi.html - diakses pada 18 februari 2013, pukul 10.30 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar