Teori Guilford
Teori
Guilford (1959) dikenal dengan structure of intellect. Dalam model struktur
ini, Guilford berusaha menyertakan kategorisasi perbedaan individual di
berbagai faktor kemampuan mental dalam usahanya memahami dan menggambarkan proses-proses
mental yang mendasari perbedaan individual tersebut. Model teori structure of
intellect ini diilustrasikan dalam
sebuah kubus yang berdimensi tiga, yang mewakili faktor intelektual dan saling
berhubungan satu dengan yang lain yaitu isi, operasi dan prodak. Setiap dimensi
dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu 4 bentuk pada dimensi isi, 5 bentuk
pada dimensi operasi dan 6 bentuk pada dimensi prodak. Dari setiap dimensi akan
berkombinasi dengan dimensi lainnya sehingga terbentuk 120 macam
kemampuan mental yang berbeda pada setiap individu.
Kelebihan “Plus”:
- Kemampuan mental yang diungkapkan Guilford banyak mengarah pada kretivitas individu
- Setiap kemampuan mental pada individu memiliki keunikan tersendiri.
- Terdapat kategorisasi yang rinci dalam tiap faktor kemampuan mental pada setiap individu yang menggambarkan perbedaan individual
- Inteligensi terdiri dari banyak faktor bukan hanya faktor g dan faktor kelompok kemampuan spesifik saja tetapi inteligensi itu kompleks.
- Memiliki implikasi penting untuk mendapatkan pandangan baru terhadap konsep-konsep psikologi seperti proses belajar, pemecahan masalah dan kreativitas.
- Dapat digunakan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki individu dan memberi perhatian khusus pada kemampuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk membuat kurikulum disekolah.
- Mampu memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri individu khususnya pada proses berfikir yang lebih bermacam-macam (kompleks)
Kekurangan
“Minus”:
- Seratus duapuluh macam kemampuan tersebut, seperempatnya belum dibuktikan secara empiris dan masih dalam penelitian.
- Kemampuan mental yang terdiri dari seratus duapuluh macam tersebut, tidak cocok diterapkan pada anak-anak karena pemikiran pada anak-anak masih menggunakan pola berfikir konvergen, sehingga menyebabkan kebingungan pada anak-anak.
Philip E. Vernon
Definisi Inteligensi menurut Vernon terbagi atas
tiga tipe, yaitu :
·
Inteligensi A , yaitu potensi dasar dari
organisme, baik hewan atau manusia, untuk belajar dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Inteligensi tipe ini ditentukan oleh gen tetapi dimediasi
terutama oleh kompleksitas dan plastisitas dari sistem saraf pusat.
·
Inteligensi B , yaitu tingkat kemampuan
bahwa seseorang benar-benar menunjukkan perilaku-kepandaian, efisiensi dan
kompleksitas persepsi, belajar, berpikir, dan pemecahan masalah.
·
Inteligensi C , yaitu nilai atau IQ yang
diperoleh dari tes tertentu.
Teori Inteligensi yang
dikemukakan oleh Vernon hampir mirip dengan teori Spearman, yakni :
Teori
ini berpendapat bahwa inteligensi itu terbangun atas dua faktor, yaitu faktor
general ability (“G”) dan special ability (“S”). Teori dua faktor Helpzinger
merupakan variasi dan teori Spearman. Dia berpendapat bahwa tes yang tidak
memenuhi syarat proporsionalitas tidak perlu dipandang sebagai pengganggu dan
harus dibuang dari tes yang bersangkutan, sepanjang bagian-bagian tes lainnya
dari tes tersebut memiliki faktor kebersamaan yang sama.
kemiripannya
yaitu Vernon membagi lagi faktor "G" ke dalam dua bagian yaitu
:
1. Kelompok utama (major group factors)
1. Kelompok utama (major group factors)
yaitu masing-masingmya adalah faktor
pendidikan verbal (verbal educational factors)
2. Faktor praktis (practical factors).
2. Faktor praktis (practical factors).
dari uraian di atas
dapat disimpulkan teori Kepribadian menurut Phillip E Vernon :
General Ability,
terdiri dari :
1.
Kelompok utama (major group factors) yang masing-masingmya adalah faktor
pendidikan verbal (verbal educational factors). Kelompok ini dibagi lagi
menjadi :
Faktor
kelompok minor (minor-group factors) verbal.
Faktor
kelompok minor (minor-group factors) numerical.
2.
Faktor praktis (practical factors). Faktor inipun terbagi lagi menjadi :
Kemampuan
keruangan (spatial ability).
Kemampuan
manual (manual ability).
Kemampuan
mekanik (mechanical ability).
Masing-masing bagian tersebut dibagi lagi
menjadi faktor-faktor spesifik yang sangat besar jumlahnya dan mencakup lingkup
yang sangat khusus. Mengenai faktor-faktor spesifik, Vernon mengemukakan model
hierarki dalam menjelaskan teori intelegensinya. Vernon menempatkan satu faktor
umum dipuncak hierarkinya. Dibawahnya kemudian terdapat faktor intelegensi yang
utama (mayor), yaitu Verbal educational (v: ed) dan practical mechanical (k:m).
Masing-masing kelompok mayor itu terbagi dalam beberapa faktor kelompok minor
yang terpecah lagi menjadi bermacam-macam faktor spesifik pada tingkat hierarki
yang paling rendah.
Mengenai faktor sfesifik sendiri, Vernon berpendapat bahwa sebenarnya faktor-faktor spesifik itu tidak banyak memiliki nilai praktis, dikarenakan kurang jelasnya relevasinya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu menuriut Vernon, lebih baik membicarakan faktor-faktor umum dikarenakan faktor itulah yang berkorelasi lebih konsisten dan substansial dengan maslah kehidupan sehari-hari.
Kelebihan
“Plus”:
- Inteligensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, dan pengetahuan yang telah diperoleh
- Tersusun secara sistematis dengan model hierarki.
- Memberikan kategorisasi faktor. Terdapat satu faktor umum (g) di puncak hirarki. Dibawah faktor g terdapat kelompok mayor: kemampuan verbal educational (v:ed) dan practical mechanical (k:m). masing-masing kelompok mayor terbagi lagi dalam faktor-faktor kelompok minor dan terpecah lagi menjadi faktor spesifik di urutan paling akhir.
- Setiap faktor memiliki tingkatan yang berbeda dengan faktor yang lain, sehingga terinci secara jelas dalam setiap tingkatannya.
Kelemahan
“Minus”:
- Hanya ada kemampuan umum sebagai konsep tunggal inteligensi.
- Definisi tiap faktor, mulai faktor umum hingga faktor spesifik tidak jelas.
- Lebih banyak membicarakan faktor umum, karena lebih banyak memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari.
- Faktor-faktor spesifik tidak banyak memiliki nilai praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Jean Piaget
Teori
Jean Piaget tentang perkembangan kognitif.
Menurut Jean Piaget, Intelegensi dapat diartikan dengan kecerdasan, yaitu
seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan
mental yang kompleks seperti; berpikir, mempertimbangkan, menganalisis,
mensiotesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan.
Pendapat Piaget mempertegas bahwa inteligensi adalah
seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu
organisme sebagai adaptasi mental terhadap situasi baru. Dalam arti sempit
inteligensi sering kali diartikan sebagai inteligensi perasional, termasuk pula
di dalamnya tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensorimotoris sampai
dengan operasional formal.
Menurut dasar-dasar teori Piaget, perkembangan
inteligensi yaitu :
1) fungsi inteligensi termasuk proses adaptasi yang
bersifat biologis,
2) bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya
struktur inteligensi baru, sehingga
pengaruh pula terhadap
terjadinya perubahan kualitatif.
Ada
beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori
perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu;
1.
Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk
semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun
fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.
2.
Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia
secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.
3.
Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola
yang sudah ada dalam pikirannya.
4. Akomodasi.Akomodasi
adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan
rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan
rangsangan yang ada.
5. Ekuilibrasi.
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi
sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses
asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan
pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
Perkembangan
kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia
anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret
sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis.
Keempat tahap
perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai
1. Tahap
sensorimotor: umur 0 – 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan
inderanya serta
mempelajari permanensi obyek)
2. Tahap
pra-operasional: umur 2 – 7 tahun (Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan
symbol/bahasa tanda dan
konsep intuitif)
3. Tahap
operasional konkret:: umur 7 – 11/12 tahun (anak mulai berpikir secara logis
tentang
kejadian-kejadian
konkret)
4. Tahap
operasional formal: umur 11/12 ke atas. (Ciri pokok perkembangannya adalah
hipotesis, abstrak,
deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas ).
referensi
:
·
Azwar, Syaifuddin. 2008. Psikologi Inteligensia. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset.
·
Paul Suparno. Prof. 2003. Teori
Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
·
Hurlock, Elizabeth.B.
(2000). Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan. Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga
·
http://riza-n-k-fpsi11.web.unair.ac.id/artikel_detail-43738-Umum
PlusMinus%20Teori%20Intelegensi.html - diakses pada 18 februari 2013, pukul
10.30 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar