Sabtu, 23 Maret 2013

Sekolah Rakyat KAMI

pernah dengar tentang sekolah buat rakyat ini? sekolah tanpa batas tepatnya.

well, motto sekolah rakyat kami itu Pendidikan untuk semua. Inilah yang menjadi dasar didirikannya Sekolah ini. sekilas info sekolah ini Bergerak pada isu pendidikan Alternatif, sekolah Rakyat KAMI (Komunitas Anak Miskin) mendampingi anak-anak pemulung yang terletak di pintu nol Politeknik Negeri Ujung Pandang atau belakang workshop Unhas (pemukiman pemulung). Sejak didirikannya pada tahun 2007 sampai hari ini, sekitar 30an anak pemulung dengan rutin bermain dan belajar bersama disebuah gubuk kecil, usang, namun nyaman yang sering kami sebut dengan nama Sekolah. Karena di Sekolah rakyat KAMI, tidak ada sekat formal yang membatasi anak untuk berlajar. dikutip dari blog sekolah rakyat kami

awalnya saya tidak tahu menahu dengan sekolah ini, pernah dengar tapi lupa asal usul saya taunya dari mana. berbekal informasi minim itu saya sangat antusia bisa turut serta sebagai volunter. bisa mengajar dan belajar lewat anak-anak yang tidak seberuntung kita bisa menikmati pendidikan formal.
“usaha dan niat baik akan dimudahkan jalannya”, itu mungkin ungkapan yang tepat bagi saya. seolah menmukan harta karun ternyata ada kenalan yang juga mengajar di sekolah kami. jadilah saya melakukan pendekatan untuk lebih mengetahui lebih jelas tentang sekolah ini. cukup alot upaya pendekatan, mengingat rekan saya ini sibuk dengan segudang kegiatannya *maklum mahasiswa tingkat akhir.
merasa terlalu lama dan tidak sabar bergabung, say mencari-cari dan menemukan teman yang juga ikut dalam seklaoah rakyat kami. dan teman saya inlah yang mengantarkan saya bisa bergabung di sekolah rakyat ini.

and finaly
, saya bisa bergabung (ntah sudah bisa dikatakan bergabung atau masih sebatas partisipan) saya bisa merasakan perdana turun ke masyarakat di sekitar pasar. untuk lebih mengenal berbagai macam kehidupan di kota yang lebih kejam dari ibu tiri makassar namanya *katanya

teringat kata bijak “belajar bukan hanya mempelajari apa yang ingin kita ketahui tapi melakukan apa yang telah kita ketahui”
dan kata itu bisa menjadi acuan saya,
semoga saya bisa memberikan hal yang bermanfaat disini.
dan tidak sekedar semoga, semoga dan semoga tapi sudah dan telah.
sperti kata faforit saya dari beliau, bang W.S Rendra “dan perjuangan sesungguhnya adalah pelaksanaan dari kata-kata”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar