Kasus Anak
Berbakat Kreatif seni yang Bermasalah kesulitan belajar
1.
“Nilai – nilai Ari di sekolah menunjukkan
prestasi di bawah rata – rata, meskipun taraf inteligensinya cukup tinggi.
Nampaknya dia tidak bermotivasi untuk berprestasi. Namun ia memiliki banyak
minat dan hobi, dan dalam diskusi kelas sering memaparkan gagasan yang
orisinal. Dalam kegiatan diluar kelas dengan teman sebaya sering tampil sebagai
pemimpin. Sebetulnya ia memiliki dasar pengetahuan yang cukup luas, tetapi ia
kurang tekun dan rajin dalam membuat tugas – tugas di dalam kelas dan pekerjaan
rumah. Ia ingin masuk perguruan tinggi, tetapi melihat keadaan sekarang,
walaupun memiliki potensi intelektual dan kreatif yang tinggi, sulit diharapkan
bahwa ia dapat diterima.
2.
“Elisa siswa
kelas lima SD. IQ-nya tinggi dan prestasinya baik. Guru kelas menyukainya,
tetapi Elisa mengatakan kepada ibunya bahwa ia membenci sekolah. Ketika ditanya
lebih lanjut, Elisa menunjukkan laci meja tulisannya yang penuh dengan cerita
karangannya. Ia menulis cerita – cerita tersebut dalam waktu luangnya dan
agaknya kurang mendapat persetujuan dari gurunya yang menginginkannya untuk
menggunakan waktunya untuk hal – hal yang “lebih bermanfaat”.
3.
“Ramli duduk di
kelas 2 SD dan ia gemar membaca. Keterampilan dan minat membacanya jau melebihi
teman – temannya sekelasnya. Tingkat energinya tinggi dan imajinasinya kuat,
tetapi kurang sabar melakukan tugas – tugas rutin di kelas. Ia kurang memahami
matematika yang menurutnya membosankan. Guru mengamati bahwa selama pelajaran
matematika Ramli diam – diam membaca buku dan tidak mendengarkan pelajaran
matematika. Ia sering gagal dalam tugas matematika tetapi hal itu tidak
mengganggunya, namun orangtuanya dan guru mempermasalahkan minatnya yang “tidak
seimbang”.
Contoh kasus ini dapat terjadi jika anak
berbakat kreatif tidak didukung oleh lingkungan rumah dan/atau sekolah.
Lingkungan yang paling sering menimbulkan masalah bagi anak – anak ini menurut
Davis dan Rimm (dalam Colangelo dan Zaffrann, 1979) adalah yang ekstrem
“terlalu membatasi” (otoriter) atau “terlalu permisif”, orang tua dan guru
memberikan anak – anak ini kreatif dan memberi sistem dukungan yang memupuk
produktivitas kreatifnya.
Kadang-kadang pihak pendidik
memberikan label bahwa anak yang daya serapnya baik, mudah memahami
dan mengerti bila materi pelajaran dijelaskan sebagai siswa yang cerdas.
Sedangkan siswa yang lamban, sulit dalam belajar dan susah dalam memahami
pelajaran, dikategorikan bodoh, ber-IQ rendah dan sebutan lainnya.
Persepsi
terhadap label di atas, patut dicermati secara mendalam, sebab
kesulitan belajar pada anak adalah salah-satu aspek yang tampak, dan
memungkinkan potensi yang dimiliki tidak berkembang secara optimal
dan sinergi. Banyak kasus dimana anak yang memiliki kesulitan belajar justru
mereka amat unggul dalam bidang tertentu melebihi yang lainnya. Kelebihan dan
bakat inilah yang harus menjadi pertimbangan mendasar dalam dunia pendidikan.
Gifted adalah sebutan bagi anak
yang memiliki bakat, memiliki kemampuan yang luar biasa pada hampir semua
bidang maupun bidang-bidang tertentu, kreativitas tinggi dan bertanggungjawab
pada tugas. Memiliki anak gifted merupakan anugerah yang
besar. Namun yang menjadi kendala bila mereka mengalami learning disability atau mengalami
kesulitan dalam belajar.
ada tiga
kelompok anak gifted dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Anak berbakat tetapi menampakkan kesulitan
belajar di sekolah, rendahnya prestasi belajar, konsep diri yang lemah, tidak
adanya motivasi, dan cenderung malas (Silverman, 1989; Rosenblum, 1987;
Whitmore, 1980)
2. Anak yang mengalami kesulitan belajar
kadang-kadang perbuatannya menjengkelkan, terutama bagi yang belum mengenalnya.
Biasanya kemampuan yang dimilikinya di atas kemampuan rata-rata anak lain,
diidentifikasi 33 % mengalami kesulitan belajar, tetapi mengalami kemampuan
intelektual superior (Baum,1994:8). Adanya penilaian yang tidak menyeluruh pada
anak gifted, mengakibatkan potensi IQ dan kemampuan intelegensia
tidak mendapatkan perhatian dari guru dan pengelola pendidikan. Untuk itu butuh
keahlian khusus untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan dengan siswa lain,
sehingga potensi-potensinya benar-benar dapat dikenali.
3. Anak gifted memiliki sosial dan emosional yang relatif konsekuen
untuk diperhatikan. Ia tergolong exceptional
student dalam kesulitan belajarnya, dapat menyerap materi dengan baik
tetapi kadang-kadang sangat sukar daya serapnya, ini ditunjukkan dengan hasil
diagnosa dan tidak pernah berlangsung satu program yang sesuai sampai dewasanya
(Baum dkk,1991; Brody dkk 1993). Namun ketika anak gifted dengan kesulitan belajarnya, ditangani secara serius
akan menghasilkan potensi intelektual yang tinggi (Siegel, 1989 : 470).
Swanson’s (dalam Millis 1997:11) mereview beberapa
konsep operasional dari hasil perdebatan dan beberapa issu dari para ahli,
bahwa learning disability itu
terutama menyangkut; concepts of specifity dimana terdapat ketegasan
konsep bahwa anak gifted mengalami
rendahnya kemampuan akademis dan lemahnya teoritis, discrepancy (pertentangan)
bahwa prestasi anak tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki, exclution (pengeluaran);
dengan kesulitan belajar yang dihadapi dapat dibedakan beberapa kondisi yang
menghalanginya.
Gifted disebut juga dengan talent adalah
gambaran untuk menyebutkan tingkat kecerdasan atau tingkat inteligensi yang
dimiliki oleh anak yang pada umumnya tinggi. Memiliki kemampuan spesifik pada
bidang akademis tertentu yang tidak dimiliki oleh anak lain, memiliki
kemamampuan interaksi yang tinggi, komitmen pada tugas dan kreativitas,
kemampuan intelegensinya terus berkembang dan pendekatan pengolahan informasi
yang ditawarkan berlawanan dengan sudut pandang dari kebanyakan orang
Identifikasi
anak berbakat
Perlu adanya program khusus untuk mengidentifikasi
anak-anak yang gifted dan harus
ada program pendidikan yang khusus
untuk menangani anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Terlalu
rumit untuk mengidentifikasi bahwa anak yang mengalami learning
disability adalah anak yang gifted atau sebaliknya. Riset
membuktikan bahwa guru lebih mungkin menunjukkan bahwa anak non disability lebih sesuai
ditempatkan sebagai gifted (Minner,
1990:38). Untuk mengidentifikasi anak gifted biasanya dapat dilihat
dari ciri khasnya dengan bukti underachievement
atau dengan memperlihatkan permasalahan dengan tingkah lakunya (Senf, 1983:40).
Silvermen
memberikan pedoman identifikasi untuk anak gifted yang
mengalami kesulitan belajar (Tjahyono, 2002:287), sebagai berikut :
1.
Menggunakan
daftar isian tentang karakteristik anak berbakat dengan kesulitan belajar untuk
orang tua dan guru.
2.
Sebagai bagian
dari evaluasi diagnostik, semua anak yang ditengarai mengalami masalah
emosiaonal ataupun mengalami kesulitan belajar perlu dicari
tanda-tanda adanya kemampuan khusus, terutama adanya talenta verbal ataupun
spasial.
3.
Perlu dilakukan
wawancara terhadap orang tua tentang talenta, minat, kecepatan perkembangan,
dan riwayat kesehatan anak.
4.
Menggunakan
baterai tes (serangkaian tes, seperti tes prestasi, tes kemampuan khusus, dan
tes kepribadian), termasuk di dalamnya tes inteligensi individual.
5.
Memperhatikan
kesenjangan dalam performance (misalmya antar-skor tes yang berbeda;
antar-skor pada sub tes yang berbeda atau antar-butir dalam
tes; antara perilaku di rumah dan di sekolah). Apakah anak gagal
pada tugas yang lebih mudah dan berhasil pada tugas-tugas yang
sulit.
6.
Keharusan untuk
yakin bahwa skor yang lebih tinggi mencerminkan kemampuan anak dan perlu
dilakukan pengujian lebih lanjut untuk menentukan apakah skor yang lebih rendah
merupakan indikasi dari ketidakmampuan belajar.
7.
Perlu dilakukan
pemeriksaan pemahaman materi yang disampaikan secara lisan dan bandingkan
dengan yang menggunakan mekanisme membaca. Periksa juga kemampuan analisis
matematika dan bandingkan dengan keterampilan berhitung. Periksa kemampuan
mengulang urutan angka-angka yang ditampilkan secara visual dan
auditori. Perhatikan bagaimana kinerja anak pada kondisi yang dibatasi waktu
dan yang tidak.
8.
Mengamati
aktivitas anak selama mengisi waktu luangnya. Persiapkan observasi terstruktur
untuk memeriksa kelebihan-kelebihan khusus dan kesulitan yang dihadapi. Amati
bagaimana anak berespon terhadap berbagai perubahan situasi, presentasi visual,
strategi induktif, materi yang bermakna, aktivitas yang diminati, komputer dan
kurikulum yang lebih menantang.
Program
Pembinaan Bagi Anak berbakat
Program pembinaan
yang dilakukan dengan cara membedakan kelas mulai dari yang umum sampai small-group, independent instruction, self-contained Menyatukan
kelas dimana siswanya terdiri dari yang memiliki kemampuan tinggi dengan
kelompok lain untuk belajar bersama dan part-time pullout program.
Perioritas materi untuk siswa yang lebih tua satu atau lebih dari
pokok materi yang disajikan. Durasi pemberian materi kadang lebih
cepat atau lebih ditingkatkan. Mengabaikan jenis program dengan tujuan studi
dibedakan untuk anak gifted disediakan
pokok materi yang lebih menantang sedang anak normal berdasarkan kurikulum
regular yang ada. Adakalanya anak-anak gifted dikelompokkan dengan
kelompok anak gifted yang
lainnya agar terjadi interaksi yang membantu dalam proses belajar mereka
(Maryland Task Force of Gifted and Talented Education, 1994; U.S. Departement
of Education, 1993).
Selain
hal di atas, pengayaan dan akselerasi adalah dua pendekatan
yang dapat digunakan untuk memenuhi dan menyalurkan kemampuan atau
kebutuhan anak gifted (Southern & Jones, 1991). Sebagai contoh
anak yang memiliki kemampuan matematika tinggi melebihi ukuran sekelasnya dapat
dipindahkan ke kelas yang lebih tinggi agar kemampuan matematikanya terus
berkembang. Sedangkan dalam program pengayaan, dalam menyediakan fasilitas
pendidikan bagi anak gifted dapat dilakukan dengan memvariasikan
pengalaman pendidikan dan dapat pula memodifikasi kurikulum dengan cara
meluaskan atau memperdalam materi yang ada, ini yang disebut
dengan The Schoolwide Enrichment Model (Renzulli
& Reis, 1985).
Referensi :
·
Mills C.
J.Journal of Learning Disabilities. Gifted Children with Learning
Disabilities. (1997:10).
·
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/12/kebutuhan-dan-masalah-anak-berbakat.html di unduh 18 november 2013
·
http://ivapsychologylovers.blogspot.com/2011/10/gifteds-learning-disability-analisa.html di unduh 18 novembepr 2013
dimana ada kekurangan pasti ada kelebihan nya juga
BalasHapuskaos muslim anak - kaos muslim keluarga