Tugas Kode Etik
“ What you can learn around you ? ”
Oleh :
Dian Puspitasari K
1171040103
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
Cerita inspirasi
Mengsyukuri nikmat Tuhan adalah hal yang seharusnya
kita sebagai manusia kita lakukan. Namun realitanya kita sebagai manusia tidak
pernah puas dengan apa yang dimilikinya. tidak bisa di tampikkan memang kita
kadang menyesali, mengeluh pada nasib, bahkan mungkin mencanci Sang pemberi
kehidupan dijagad raya ini. kata “kenapa sih?” sudah tidak asing lagi dan
bahkan mungkin kita juga adalah salah satu yang sering mengucapkan mantra itu.
Jujur ku akui saya pun salah satu pengguna mantra itu, merasa selalu ada yang
kurang apalagi untuk kebutuhan dewasa ini. misalnya trend fashion, sesuatu yang
tidak statis selalu ada pergerakan,live style yang jarang memikirkan bagaimana
uang itu diperoleh. Yah, Hal ini juga di tunjang dengan kemampuan ekonomi
keluarga yang bisa dikategorikan berkecukupan. Namun tuhan ternyata masih care
padaku. Memperlihatkan hal yang seharusnya selalu membuatku bersyukur. Anggun
Fajar Anggreani biasa disapa anggun. Mahasiswa semester 3 Fakultas MIPA Jurusan
Matematika. dengan kulit sawo matang dan sifat ramahnya pada setiap orang,
Salah satu teman sekamarku di rusunawa UNNES. yah, tempat tinggalku selama
mengikuti program pertukaran mahasiswa. Sekilas memang aanggun Nampak seperti
mahasiswa umunnnya. Sibuk dengan tugas dan hal lainnya seputar dunia kampus.
Namun ternyata dibalik keceriannya dia menyimpan banyak harapan, cita-cita, dan
kesedihan yang menjadi beban tersendiri buatnya. Anggun adalah anak sulung dari
3 bersaudara. Anggun adalah salah satu mahasiswa bidik misi. program Beasiswa
yang diperuntukan bagi mahasiswa yang kurang mampu yang selama ini ku fikir
beasiswa itu sbenarnya salah sasaran. Dia bisa kuliah karena adanya beasiswa
bidik misi. biaya hidupnya pun dari beasiswa yang ia dapatkan dari bidik misi.
Rp.600.000/ bulan. Tentunya di potong cicilan laptopnya Rp.325.000/bulan yang
ia beli untuk memudahkannya dalam perkuliahan. Cicilannya itu 2 tahun lamanya. Jadilah
biaya hidupnya Rp.275.000/bulan. Tidak ada sponsor dari orang tua seperti saya.
Untuk makan sehari – hari dan transportasi mengandalkan beasiswa tersebut. Jumlah
yang saya fikir dan mungkin sebagian orang berfikir jumlah yang sangat minim.
Jumlah segitu mungkin hanya untuk beberapa hari saja. Ayah anggun hanya
berpenghasilan < Rp.500.000, sementara ibunya ibu rumah tangga yang tidak
memiliki pekerjaan sampingan. Anggun punya adik balita yang tentu kebutuhan
akan susunya, agar tumbuh kembangnya sehat. dan Adik sulungnya masih duduk di
bagku SMP. Kompleks masalah keuangan yang ia hadapi. Belum lagi banyak cerita
miring mengenai keluarganya, pasalnya ayah anggung dulu adalah pekerja di
pabrik kuningan namun pabrik tersebut mengalami kebangkrutan yang menyebabkan
ayahnya kehilangan pekerjaan. Jadilah hidup keluarga bergantung pada penghasilan
seorang ayah dari mengajar renang yang minim itu. Bisa dibayangkan sulit pasti
hidup keluarga anggun, betapa berat beban orang tua anggun yang menghidupi anak
– anaknya, hingga menyekolahkannya. Dengan gaji minim tersebut. Di tambah lagi
keluarga dekat mereka tidak peduli malah mencemooh dan “nyukurin” hidup mereka
yang merosok. Saat menceritakan mengenai keluarganya anggun tidak bisa menahan
airmatanya. Sebenarnya kami terlibat percakapan ini tidak sengaja, percakapan
di tengah malam yang mandek saat mengerjakan tugas bersama, sementara 2 rekan
lain sekamar kami sudah menuju alam mimpinya. Kemudian ia bercerita tentang
harapannya yang ingin membelikan sepeda adiknya setelah cicilan laptopnya
lunas, ia iba melihat adik sulungnya, yang
minder karena teman sebayanya berangkat ke sekolah minimal dengan sepeda
bahkan ada yang dengan sepeda motor, sementara adiknya sesekali naik bus bahkan
sering jalan kaki. Ia juga ingins sekali mengambil ijazah SMA yang ditahan
karena ia belum melunasi uang sekolahnya semasa SMA dulu. Ia ingin segera
menjadi sarjana 3,5 tahun targetnya. katanya biar cepat Bekerja dan
membahagiankan orang tuanya. Agar orang tuanya masih bisa melihat kesukseskan
yang kelak akan ia raih, sebelum orang tuanya sudah tidak ada di dunia ini. dan
memang ia harus cepat selesai maksimal 4tahun, mengapa? Karena beasiswa bidik
misi hanya akan diberikan maksimal 4tahun saja. Bila lewat dari itu biaya
kuliah akan ditanggung sendiri. Yang sangat sulit untuk di dapatkan oleh anggun
“ kalo aku kuliahnya lama, aku mau bayar pake apa di’? orang tuaku mau dapat
uang kuliahku dari mana? Adikku dua dan mereka juga punya kebutuhan” ujar
anggun dengan isak tangisnya. Banyak hal yang ia ceritakan padaku dimalam itu.
Tentang keluarga dan perjalanan hidupnya. Bagaimana ia harus menekan egonya
disaat anak sebayanya hidup berkecukupan dan bebas membeli ini itu, sementara
ia memikirkan kelangsungan hidup keluarganya. Hanya satu malam itu ia berbagi
sedikit bebannya padaku, namun aku tersentil dengan hidupnya yang harus
berjuang keras. di malam itu aku belajar bagaimana seharusnya aku bersyukur,
karena tidak semua orang bisa seberuntung kita. Di luar sana pasti masih banyak
anggun lainnya yang mungkin kehidupannya jauh lebih sulit lagi. Malam itu aku
belajar arti kesederhaan darinya. Malam itu, tuhan seperti mengelus batinku
lewat kisah kawanku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar